Kamis, 01 November 2012

MENGATASI KEMACETAN KOTA JAKARTA



Jakarta sebagai ibu kota provinsi dan sekaligus menjadi ibu kota negara selama ini identik dengan kemacetan. Setiap hari hamper semua jalanan kota Jakarta mengalami kemacetan yang membuat kita kadang kesal, terlambat masuk kerja ataupun pasrah karena sudah menganggap sebagai pemandangan yang biasa akibat kegagalan dari pemerintah. kemacetan ini memiliki dampak yang sangat berarti baik bagi masyarakat ataupun pemerintah. jalanan yang macet akan menghasilkan polusi yang banyak dan stress yang akan mengganggu kesehatan masyarakat. Secara ekonomi kemacetan juga akan mengurangi produktivitas dari suatu usaha ekonomi yang akan berdampak terhadap penghasilan para karyawannya. Jika dikaji satu persatu akan sangat banyak kita dapatkan dampak negatif dari suatu kemacetan yang terjadi di Jakarta khususnya.

Seperti kata pepatah tidak ada asap kalau tidak ada api yang mana artinya tidak aka nada akibat yang kita dapatkan kalau tidak ada penyebabnya. Penyebab kemacetan di Jakarta sangat banyak baik karena infrastruktur yang tidak mendukung,jumlah volume kendaraan yang sudah melebihi batas,ataupun tingkah laku masyarakat yang tidak membiasakan menggunakan kendaraan umum.  Dalam hal ini saya ingin memberikan sedikit pemikiran untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dengan meninjau sisi volume kendaraan saja. Selama ini pertambahan jumlah kendaraan meningkat sangat pesat (tabel perkembangan jumlah kendaraan bermotor ) sementara pertambahan jalan bisa dikatakan tidak ada pertambahan yang signifikan,perbaikan jalan yang rusak juga tidak terlalu signifikan. Berikut perhitungan matematika sederhana  yang menunjukkan pengaruh pertambahan volume kendaraan terhadap kapasitas jalan/infrastruktur.misalnya pada tahun 2007 setiap harinya terdapat pertambahan mobil pribadi 155 buah dan 925 untuk sepeda motor. Bila panjang mobil rata-rata 3 meter maka mobil pribadi yang bertambah akan menyita sepanjang 465 m yang menimbulkan jalanan akan semakin sempit. demikian juga halnya dengan penambahan sepeda motor yang akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kemacetan. Sepeda motor setiap harinya akan menyita sepanjang 1300 m. Dapat kita bayangkan setiap harinya jalanan Jakarta yang akan penuh diisi oleh barisan kendaraan bermotor setiap harinya.
Tabel 1. Pertumbuhan jumlah kendaraan di Jakarta (sumber :Wikipedia.org)

Jakarta sebagai ibu kota Negara dan pusat perekonomian menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar jakarta. Hal ini akan mengakibatkan semakin banyak volume kendaraan yang melintas dijalanan Jakarta setiap harinya.
Tabel 2. Total jumlah kendaraan Jakarta dan sekitarnya (sumber: Wikipedia.org)

Beberapa cara yang telah dilakukan pemerintah DKI Jakarta sejauh ini dalam mengatasi kemacetan ,seperti memberlakukan three in one pada jalan-jalan tertentu dan membangun transportasi busway untuk pengangkutan massal.sementara untuk pembangunan sistem transportasi massal lainnya seperti subway dan monorel masih dalam pengkajian pemerintah. Namun program yang diberlakukan pemerintah ini belum bisa mengurangi dampak kemacetan secara signifikan tetapi malah menambah kemacetan karena pengadaan jalur busway ini tidak diikuti dengan pelebaran ataupun penambahan jalan sehingga jalanan akan semakin macet karena volume kendaraan di jalanan tidak berkurang dengan adanya busway tersebut.

Berikut ini, mungkin bisa menjadi sebuah solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta dan dapat dilakukan dalam waktu cepat yaitu, antara lain:
1.       Menerapkan sistem ganjil dan genap untuk kendaraan bermotor baik sepeda motor ataupun kendaraan pribadi. Prinsip dari sistem ini sangat sederhana yaitu dengan menerapkan aturan bahwa pada tanggal ganjil yang ada dijalanan yaitu kendaraan dengan no plat ganjil dan demikian juga untuk yang genap. Jika kita ambil contoh setiap harinya jumlah kendaraan bermotor (selain busway dan angkutan umum) di Jakarta sebanyak 7.000.000 buah maka dengan menerapkan aturan ini jumlah kendaraan yang ada di jalanan Jakarta sebanyak 3.500.000 buah. Penurunan yang sangat drastis yang dapat mengurangi kemacetan di jalanan ibu kota setiap harinya.  Namun aturan ini bebas untuk transportasi massal seperti busway dan angkutan kota. Selain akan mengurangi volume kendaraan, aturan ini akan memaksimalkan penggunaan transportasi massal. Aturan ini juga harus disertai dengan ketegasan dari pemerintah dan petugas dilapangan seperti polisi lalu lintas untuk menindak orang yang melakukan pelanggaran.
2.       Meningkatkan tarif pajak di pusat pembelanjaan, perkantoran sehingga memaksa masyarakat untuk menggunakan kendaraan transportasi massal seperti busway, angkutan kota dan kereta api. Sejauh ini peranan kereta api untuk mengurangi kemacetan belum terlalu signifikan. Hal ini mungkin disebabkan harga tarif parkir yang mahal disekitar stasiun. Harga parkir yang murah di stasiun akan memancing para pemilik motor ataupun mobil yang jauh dari stasiun untuk memarkir kendaraannya di stasiun. Cara ini akan lebih mendukung jika disertai dengan fasilitas dan keamanan yang memadai.
3.       Meningkatkan tarif pajak bagi kendaraan bermotor sehingga akan mengurangi keinginan masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor.
4.       Menerapkan usia kendaraan yang layak beroperasi di jalanan Jakarta. Hal ini akan dapat mengurangi jumlah kendaraan di jalanan sehingga dapat mengurangi kemacetan dan juga polusi.

Mungkin masih banyak lagi cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemacetan di ibu kota ini tetapi semuanya akan kembali kepada masyarakat selaku pengguna jalan setiap hari. Masalah kemacetan Jakarta harusnya menjadi permasalahan dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Untuk masyarakat kesadaran akan macet juga dapat mengatasi masalah kemacetan ini. Kesadaran ini akan membuat kita semakin sering menggunakan transportasi umum yang justru akan meningkatkan pendapatan pemerintah. tanggung jawab dari pemerintah adalah memberikan kenyamanan kepada masyarakat dengan cara memperbaiki fasilitas transportasi massal dan ketegasan pemerintah kepada pihak yang melakukan pelanggaran. Marilah kita mulai membiasakan hal-hal kecil terlebih dahulu yang dapat mengurangi kemacetan di Jakarta ini.
“Semuanya dimulai dari yang kecil,karena semua yang besar berasal dari yang kecil terlebih dahulu”.